Kamis, 27 April 2017

Tugas Pertemuan 5 PMPSI



Nama   : Nadiyah Hidayati
NIM    : 12153892
Kelas   : 12.4A.35

Tugas Pertemuan 5
Buatlah bagan organisasi proyek
1. Organisasi Proyek Fungsional
2. Organisasi Proyek Murni
3. Organisasi Proyek Matrix


Jawaban :
Berikut diberikan tiga bentuk organisasi proyek:
I. Organisasi Fungsional (Functional Organization)
Gambar V.1 Organisasi Fungsional
            Organisasi Fungsional adalah tipe struktur organisasi manajemen proyek dimana seorang manajer/pimpinan proyek berkoordinasi dengan manajer-manajer operasional (manajer lini) dalam suatu perusahaan. Manajer lini adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap bagian tertentu. Misalnya, manajer keuangan, manajer pemasaran, manajer IT, dll. Manajer lini membawahi beberapa staf operasional.
            Dalam tipe ini komunikasi dan koordinasi antara anggota proyek sangatlah terbatas. Pendelegasian tugas, koordinasi, dan komunikasi dilakukan melalui manajer lini.
            Dalam tipe struktur organisasi fungsional ini sangatlah mungkin seorang manajer lini terlibat dalam lebih dari satu proyek. Dan dalam tipe ini seorang staf sangat mungkin diberikan tugas terkait suatu proyek tanpa mengetahui apa proyek yang sedang berjalan itu.
            Terhadap struktur organisasi fungsional ini, penempatan koordinator proyek terbagi atas tiga jenis, yang masing-masing memiliki kewenangan yang berbeda :
Berikut plus minus bila organisasi proyek sebagai bagian dari organisasi fungsional:
Plus
Minus
1)     Fleksibilitas tinggi dalam staffing
2)     Satu orang dengan keahlian tertentu dapat ditugaskan pada beberapa proyek yang berbeda
3)     Orang dengan keahlian berbeda dapat dikelompokkan dalam satu group
4)     Divisi fungsional yang bersangkutan dapat dijadikan basis bagi kelangsungan teknologi
5)     Divisi fungsional memiliki jalur-jalur karir dengan keahlian tertentu
1)     Klien tidak menjadi perhatian utama
2)     Divisi fungsional cenderung berorientasi pada aktivitas yang sesuai dengan fungsinya
3)     Kadang-kadang terjadi tidak adanya penanggungjawab khusus terhadap proyek
4)     Motivasi orang yang ditugaskan dalam proyek cenderung lemah
5)     Tidak memberikan pendekatan yang holistik terhadap proyek

2. Organisasi Proyek Murni
        Dalam hal ini proyek sebagai organisasi yang terpisah dari organisasi induk. Ia menjadi organisasi tersendiri dalam staf teknis tersendiri., adminsitrasi tersendiri dan ikatan dengan organisasi berupa laporan kemajuan atau kegagalan yang dilakukan secara periodik. Pimpinan proyek dapat melakukan pengadaan sumber daya dari luar seperti subkontraktor atau supplier selama sumber daya tersebut tidak tersedia atau tidak efektif dan efisien bila diselenggarakan secara internal.
 
Gambar V.2  Organisasi Proyek Murni
Plus minus organisasi proyek antara lain:
Plus
Minus
1.      Manajer proyek memiliki wewenang penuh
2.      Semua anggota tim secara langsung bertanggungjawab terhadap manajer proyek
3.      Rantai komunikasi menjadi pendek
4.      Terjadi pemanfaatan tenaga ahli dan proses kaderisasi bila ada proyek yang sejenis secara terus menerus
5.      Kewenangan yang terpusat maka pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat
6.      Adanya kesatuan komando
7.      Simpel dan mudah dilaksanakan
8.      Adanya dukungan menyeluruh terhadap proyek
1.      Memungkinkan terjadinya duplikasi sumberdaya
2.      Karena sifatnya yang berdiri sendiri maka menimbulkan biaya yang tinggi
3.      Adanya kemunginan terjadi penumpukan sumberdaya yang berlebihan
4.      Adanya masalah keberlangsungan sumberdaya manusia yang bekerja di proyek bila proyek telah selesai
5.      Ketidakkonsistenan prosedur dengan alasan memenuhi permintaan klien

3. Organisasi Matrik
        Dengan maksud meminimisasi kelemahan dan menggabungkan kelebihan dari organisasi fungsional dan organisasi murni, maka dikembangkan organisasi matrik. Organisasi matrik adalah organisasi proyek murni yang melekat pada divisi fungsional dalam organisasi induk.
Lemah (Weak Matrix Organization)
Gambar V.3 Weak Matrix Organization
  • Kewenangan terbesar ada pada manajer lini
  • Manajer lini menjadi asisten dari koordinator proyek
  • Koordinator proyek mengatur jadwal dan progress, tetapi tidak memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan
Seimbang (Balanced Matrix Organization)
Gambar V.4 Balanced Matrix Organization
  • Terdapat posisi khusus untuk seorang koordinator proyek (manajer proyek)
  • Manajer proyek memiliki kewenangan dalam mengambil keputusan
  • Manajer proyek mengatur tim agar berjalan sesuai ruang lingkup, jadwal, dan budget
Kuat (Strong Matrix Organization)
Gambar V.5 Strong Matrix Organization
  • Manajer proyek memiliki otoritas dan tanggung jawab yang lebih besar namun masih terbatas
  • Manajer proyek tetap tidak dapat mengambil seluruh keputusan
II. Organisasi Proyek (Projectized Organization)
Gambar V.6 Projectized Organization

            Organisasi Proyek adalah suatu pengelolaan struktur organisasi yang didasarkan pada proyek. Dalam struktur Organisasi Proyek ini, seoarang koordinator proyek memiliki otoritas dan tanggung jawab penuh. Koordinator proyek memiliki tim khusus. Tim ini hanya mengerjakan satu proyek saja. Pada Organisasi Proyek, seorang koordinator proyek berperan sebagai manajer tim.

 Plus minus dari organisasi matrik antara lain:
Plus
Minus
1.      Proyek mendapat perhatian secukupnya
2.      Mudah mendapatkan orang yng professional karena organisasi matrik melekat pada unit fungsional organisasi induk
3.      Tidak terjadi duplikasi sumberdaya
4.      Tidak timbul masalah terkait keberlangsungan penggunaan sumbedaya bila proyek sudah selesai
5.      Dapat memberikan respon yang cept terhadap keinginan klienkonsistensi kebijakan dan prosedur terjaga karena mempunya akses perwakilan ke organisasi induk
6.      Memungkinkan adanya distribusi sumberdaya yang seimbang bila ada proyek yang bersamaan.
7.      Adanya pendekatan holistic terhadap pengejaan proyek sehingga dapat mengoptimalkan performan organisasi secara keseluruhan.
1.      Proyek yang dikelola oleh satu unit fungsional cenderung akan memposisikan divisi yang bersangkutan yang memegang pengamblan keputusan.
2.      Ada kemungkinan proyek terbengkalai karena adanya dua perintah dari dua manajer yakni manajer fungsional dan manajer proyek
3.      Adanya penggunaan sumberdaya yang sama untuk berbagai macam proyek dapat menimbulkan persaingan antar manajer proyek karena masing-masing ingin proyeknys sukses.
4.      Manajemen matrik melanggar prinsip utama dari manajemen lyakni kesatuan komando.


Memilih Bentuk Organisasi Proyek
        Kriteria/ pertimbangan untuk memilih organisasi proyek a.l:
1.    Frekuensi adanya proyek baru
2.    Lama waktu keberlangsungan suatu proyek
3.    Ukuran proyek
4.    Kompleksitas hubungan
5.    Ketidakpastian
6.    Keunikan
7.    Pentingnya faktor biaya
Berikut diberikan resume pilihan organisasi dan kondisi yang mensyaratkan pilihan tersebut:
No
Bentuk organisasi
Kondisi
1
Organisasi proyek murni
Proyek-proyek berskala menengah dan besar dan memiliki kompleksitas tinggi. Hanya ada sedikit proyek dan diperlukan tenaga ahli dengan keterampilan khusus untuk memberikan perhatian penuh, Berisiko tinggi, penuh ketidakpastian, biaya dan waktu merupkn hal kritis
2
Organisasi matriks
Ada sejumlah proyek yang dilakukan secara bersamaan dan sumberdaya fungsional digunakan secara part-time. Berisiko tinggi, penuh ketidakpastian, biaya dan waktu merupkn hal kritis
3
Bagian organisasi fungsional
Proyek berskala kecil, melibatkan beberapa bidang fungsional, sedikit risiko, kepastian tinggi, factor biya dan waktu bukan hal kritis.




Tim Proyek
        Tim  proyek sering disebut Project Office. Project office menunjukkan dua pengertian:
1)    Tempat fisik dimana tim proyek berkumpul
2)    Sluruh staff pendukung manajer proyek.

1.    Manajer Proyek
1)    Peran dan tugas Manajer proyek
·         Mengintegrasikan kegiatan
·         Pusat komunikasi
·         Pengadaan dana, fasilitas dan orang
·         Agen perubah yang mempelopori pemakaian ide baru dan inovatif
2)    Tanggungjawab manajer Proyek
·         Merencanakan kegiatan
·         Mengorganisasi, memilih dan menempatkan orang-orang.
·         Mengorganisasi dan mengaloki sumberdaya
·         Memonitor status proyek
·         Mengidentifikasi maslah-masalah teknis
·         Titik temu dari stakeholder
·         Menyelesaikan konflik yang terjadi
·         Merekomendasikan penghentian atau pengerahan kembali sumber daya.
3)    Kompetensi dan orientasi manajer proyek
·         Karakteristik Personal seperti misalnya mempunyai fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi yang tinggi, mempunyai kemampuan memimpin dan punya inisiatif, percaya diri dan bias meyakinkan orang lain, punya disiplin, seorang generalis, dapat menemukan masalah sekaligus membuat keputusan, mampu menyeimbangkan antara masalah teknis dengan waktu, biaya dan factor manusia.
·         Keterampilan Perilaku. Keterampilan perilaku di sini seperti kemampuan menjadi pendengar yang baik, komunikator yang baik, bias membangun dan menjalin jaringan komunikasi informal, dapat membangun kepercayaan dalam tim, dan  menumbuhkan semangat tim
·         Memiliki kemampuan manajerial. Kemampuan manajerial dan operasional di sini contohnya adalah kemampuan dalam hal planning, organizing, coordinating, dan controlling..
·         Memiliki kompetensi teknis. Mengenai pekerjaan proyek yang ditangani.
·         Memiliki pengetahuan penggunaan alat-alat manajemen seperti estimasi biaya, cashflow, penganggaran

2.    Anggota Tim Proyek
Beberapa anggota tim antara lain:
1)    Contract Administrator
Bertugas mempersiapkan proposal, negosiasi, integrasi kontrak dan rencana proyek, dokumentasi masalah hokum, modifiki kontrak.

2)    Project Controller
Membantu manajer proyek dalam perencanaan, pengendalian, pelaporan, dan evaluasi.

3)    Project Accountant
Membantu pekerjaan akuntansi dan financial kepada manajer proyek, membantu mengidentifikasi tugas yang perlu dikendalikan, menyiapkan estimasi biaya untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, menginvestigasi masalah-masalah financial.

4)    Customer Liason
Merupakan perwakilan teknis klien dalam tim proyek. Bereperan serta dalam pembahasan teknis dan mereview apa yang sedang berjalan dan membantu dalam perubahan kontrak.

5)    Production Coordinator
Merencanakan, memonitor dan mengkoordinsikan aspek-aspek produksi.

6)    Manajer Lapangan
Mengawasi pemasangan, pengujian, pemelihraan dan penyerahan hasil akhir proyek kepada pelanggan.

7)    Quality Assurance Supervisor
Mengatur dan membuat prosedur pemeriksaan untuk memastikan pemenuhan kualitas sesuai dengan yang diinginkan.


Sumber :
Nurhayati. 2010. Manajemen Proyek. Graha Ilmu